(Kudus-online.com), Kota - Dampak melemahnya Rupiah juga dirasakan pengrajin Bordir di Kudus Jawa Tengah. Sejumlah pengrajin bordir mengaku sepi pembeli meskipun harga jual produk kerajinan tangan tersebut tidak dinaikkan.
Pengrajin Bordir Kudus Saadah seperti dikutip Antarajateng.com mengungkapkan penjualan melesu mulai dirasakan sejak nilai tukar rupiah terhadap dolar AS merosot.
Kondisi ini semakin diperparah dengan naiknya harga sejumlah bahan baku utama untuk membuat kerajinan bordir, misalnya, kain sutra dan benang.
Harga kain sutra yang awalnya dijual Rp125 ribu per meter, kini naik menjadi Rp180 ribu per meter.
Begitu juga kain sutra kualitas bagus, kini juga ikut naik.
"Beruntung untuk kain sutra yang kualitas bagus masih ada stok, sehingga biaya produksi masih bisa ditekan agar tidak mengalami lonjakan," ujarnya.
Harga jual benang, juga mengalami kenaikan Rp250 per buah menjadi Rp10.000.
Agar konsumennya tidak berpindah ke produk bordir lain, dia terpaksa, tidak menaikkan harga jual produknya karena daya beli masyarakat saat ini cenderung melemah.
Meskipun daya beli masyarakat melemah, kata dia, produksinya tetap jalan agar pekerjanya juga masih mendapatkan pemasukan.
"Kami manfaatkan untuk memperbanyak stok mengingat produk bordir yang hampir sebagian besar peminatnya warga luar Kudus cenderung seperti barang seni yang harganya bisa dijual tanpa memperhitungkan biaya produksi," ujarnya.
Pengrajin bordir lainnya, Yanah mengakui, daya beli masyarakat, khususnya terhadap produk bordir cenderung melemah seiring terjadinya pelemahan nilai tukar rupiah.
Karena harga bahan baku utama untuk membuat kain bordir mengalami kenaikan, kata dia, harga jual produknya terpaksa dinaikan sedikit agar masih tetap mendapatkan keuntungan.
"Kenaikan harga jualnya itu memang tidak sebanding dengan kenaikan harga sejumlah bahan baku, seperti kain dan benang," ujarnya.
Ia mengaku, masih beruntung menerima pesanan kain bordir dari luar kota, ketika daya beli masyarakat cenderung melemah.
Harga jual kain bordir khas Kudus biasanya dijual mulai dari harga terendah Rp300 ribu per potong hingga yang paling mahal dengan bahan kain sutra mencapai Rp2 juta per potong #.
Sumber : Antarajateng.com
Pengrajin Bordir Kudus Saadah seperti dikutip Antarajateng.com mengungkapkan penjualan melesu mulai dirasakan sejak nilai tukar rupiah terhadap dolar AS merosot.
Kondisi ini semakin diperparah dengan naiknya harga sejumlah bahan baku utama untuk membuat kerajinan bordir, misalnya, kain sutra dan benang.
Harga kain sutra yang awalnya dijual Rp125 ribu per meter, kini naik menjadi Rp180 ribu per meter.
Begitu juga kain sutra kualitas bagus, kini juga ikut naik.
"Beruntung untuk kain sutra yang kualitas bagus masih ada stok, sehingga biaya produksi masih bisa ditekan agar tidak mengalami lonjakan," ujarnya.
Harga jual benang, juga mengalami kenaikan Rp250 per buah menjadi Rp10.000.
Agar konsumennya tidak berpindah ke produk bordir lain, dia terpaksa, tidak menaikkan harga jual produknya karena daya beli masyarakat saat ini cenderung melemah.
Meskipun daya beli masyarakat melemah, kata dia, produksinya tetap jalan agar pekerjanya juga masih mendapatkan pemasukan.
"Kami manfaatkan untuk memperbanyak stok mengingat produk bordir yang hampir sebagian besar peminatnya warga luar Kudus cenderung seperti barang seni yang harganya bisa dijual tanpa memperhitungkan biaya produksi," ujarnya.
Pengrajin bordir lainnya, Yanah mengakui, daya beli masyarakat, khususnya terhadap produk bordir cenderung melemah seiring terjadinya pelemahan nilai tukar rupiah.
Karena harga bahan baku utama untuk membuat kain bordir mengalami kenaikan, kata dia, harga jual produknya terpaksa dinaikan sedikit agar masih tetap mendapatkan keuntungan.
"Kenaikan harga jualnya itu memang tidak sebanding dengan kenaikan harga sejumlah bahan baku, seperti kain dan benang," ujarnya.
Ia mengaku, masih beruntung menerima pesanan kain bordir dari luar kota, ketika daya beli masyarakat cenderung melemah.
Harga jual kain bordir khas Kudus biasanya dijual mulai dari harga terendah Rp300 ribu per potong hingga yang paling mahal dengan bahan kain sutra mencapai Rp2 juta per potong #.
Sumber : Antarajateng.com
Post a Comment