(Kudus-online.com), Kota– Akibat penurunan harga BBM
beberapa waktu lalu, Kabupaten Kudus pada Januari 2015 mengalami deflasi
sebesar 0,36 persen.
Menurut Kepala
Badan Pusat Statistik (BPS) Kudus Endang Tri Wahyuningsih deflasi di Kudus
lebih tinggi dibanding deflasi nasional tercatat hanya 0,24 persen, sedangkan
angka deflasi di Jateng 0,36 persen.
Wahyuningsih menambahkan, deflasi terjadi karena adanya
penurunan harga sejumlah komoditas yang ditunjukkan oleh penurunan indeks pada
kelompok pengeluaran. Di antaranya, penurunan indeks pada kelompok transportasi
dan komunikasi sebesar 5,76 persen.
Komoditas yang memberikan sumbangan deflasi terbesar,adalah turunnya
harga premium, pasir, kacang panjang, ikan lele, jeruk, bawang merah, buncis,
angkutan antarkota, bayam dan solar.
Sementara kenaikan indeks terjadi pada kelompok bahan
makanan sebesar 1,28 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau
sebesar 0,54 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar
sebesar 0,76 persen, kelompok sandang 0,76 persen, serta kelompok pendidikan,
rekreasi, dan olahraga 0,09 persen.
Sedangkan kelompok yang memberikan sumbangan terbesar
terjadinya inflasi, yakni bahan bakar rumah tangga, telur ayam ras, daging ayam
ras, wortel, rokok kretek, filter, salak, melon, air kemasan, dan beras.
Di bandingkan dengan enam kota Survei Biaya Hidup (SBH) di
Jateng, tingkat deflasi di Kudus menempati urutan dua setelah Kota Semarang
yang mengalami deflasi sebesar 0,48 persen. Kota yang mengalami deflasi
berikutnya, yakni Kota Cilacap sebesar 0,26 persen, Kota Surakarta 0,20 persen,
Kota Purwokerto 0,13 persen, Kota Tegal 0,10 persen. #
Post a Comment