![]() |
(Zaenal Abidin, pengrajin Tenun Troso) |
(Kudus-online.com), Jepara- Dua bulan terahir pengrajin
Tenun Ikat Troso Jepara mengaku sepi pesanan, hal ini digduga terkait
memanasnya hubungan Indonesia – Australi menjelang pelaksanaan eksekusi mati
dua bali nine. Larangan Pemerintah Australi diduga berdampak turunnya jumlah
wisatawan ke Pulau Bali, tujuan utama pemasaran hasil kerajinan tangan warga
Desa Troso Kecamatan Pecangaan Jepara ini.
Zaenal Abidin, seorang pengrajin Tenun Troso mengataakan
biasanya dalam seminggu bisa menghasilkan 90 potong kain torso, namun sudah dua
bulan terahir hanya memproduksi 30 potong saja tiap minggu.
“Kita bekerja sesuai orderan, kalau kita produksi terus tapi
tidak laku terjual, nanti malah uangnya tidak bisa diputar lagi” katanya
memberi alasan.
Akibatnya, dari 9 pekerja yang biasanya membantu di rumahnya
saat ini hanya tersisa 3 orang, 6 lainnya terpaksa diliburkan.
Sepinya
permintaan tenun torso juga menurukan penghasilan para pekerja, saat ini para
pekerja hanya mendapat upah berkisar 100-an ribu perminggu. Hal ini jauh
berbeda jika dibandingkan sebelumnya yang bisa menghasilkan hingga 500 ribu
rupiah perminggu.
![]() |
(Sepi Pesanan, Alat Tenun menganggur) |
Tujuan utama pemasaran kain tenun yang diproduksi tangan
menggunakan alat tenun bukan mesin ini memang pulau Bali. Beberapa tujuan
pemasaran lain sudah diupayakan namun tidak semudah membalik telapak tangan.
Saat ini sedang dirintis pemasaran ke Jakarta, beberapa perancang busana Ibu Kota
kabarnya tertarik menggunakan kain khas bermotif tradisional seperti tenun torso
ini.
“Menciptakan pasar baru memang tidak mudah, perlu bantuan
pihak-pihak terkait agar pengrajin bisa terus melestarikan tenun khas jepara
ini” Ujarnya.
Keperpihakan pemerintah terhadap pengrajin juga sangat
diperlukan, baik pemerintah daerah hingga pemerintah pusat termasuk presiden,
katanya. Untuk level pemerintah daerah dulu sudah pernah digalakkan seragam PNS
berbahan tenun torso, program ini sangat mendongkrak penjualan hasil tenunan
pengrajin, namun sekarang belum ada tindak lanjutnya lagi.
Sementara itu kaum elit politik dan selebriti di Jakarta
juga bisa berperan membantu pengrajin. Caranya dengan memakai baju berbahan
kain khas etnik seperti kain torso ini. Karena mereka banyak bertemu orang dan
banyak diliput media, orang akan penasaran dan tertarik memakainya.
“Dulu Presiden SBY pernah memakai baju berbahan kain torso ini,
dampaknya luar biasa, bahkan pengrajin sampai kewalahan memenuhi pesanan”
Katanya.
Saat ini Presiden Jokowi lebih sering memakai batik,
sehingga orang lebih tertarik batik. Para pengrajin berharap sesekali Presiden
Jokowi memakai baju berbahan Kain tenun torso
agar omset para pengrajin bisa terdongkrak.
“Kalau batik kan sudah tertenal dan mendunia, kalau bisa
tolong di promosikan juga kain tradisional lainya”, ujarnya meminta.
![]() |
Setia menenun, meski sepi |
Kain Tenun Troso ini tergolong padat karya dan banyak
membantu para pengangguran, sebagian besar ibu rumah tangga. Untuk dapat
mengoperasikan satu alat tenun bukan mesin setidaknya perlu tenaga kerja 10
orang. Mulai dari proses penguraian benang, penggambaran motif, pewarnaan,
penjemuran, hingga penenunan. Untaian benang beragam motif kemudian dianyam
satu persatu hingga menjadi lembaran kain nan indah, sungguh perlu ketekunan
dan kesabaran yang tinggi. Dalam satu hari penenun biasanya bisa menyelesaikan
satu hingga tiga potong kain ukuran 1 X 2 meter. Kain Tenun ini biasa dijual
150 ribu hingga jutaan rupiah tergantung tingkat kesulitan motifnya. Anda
tertarik ?, silahkan mengunjungi sentra Kerajinan Tenun Ikat Troso pecangaan
Jepara.#
Post a Comment