![]() |
Illustrasi, Image: trikebuggy.com |
FX Supanji, Vice President Director Djarum Foundation sperti dikutip antarajateng mengungkapkan, ide menabur benih lewat udara tersebut berawal dari obrolan dengan beberapa pihak terkait program konservasi hutan di kawasan tersebut.
Awalnya, penebaran benih akan dilakukan secara manual, namun lokasi yang curam sulit dijangkau, kemudian muncul ide menggunakan pesawat helikopter. Namun karena kawasan tersebut tidak aman bagi penerbangan, kemudian muncul ide melibatkan atlet paramotor.
Ali, seorang atlet paramotor asal Malang mengatakan terbang menuju lokasi pada pagi hari cukup lancar karena tiupan angin tidak terlalu kencang.
Saat terbang dari dari Lapangan Desa Dawe Kudus, Ali mengaku dapat membawa benih sekitar 20 kg dengan durasi waktu penebaran hingga mendarat kembali sekitar 40-an menit lebih. Ali mampu menebar 60 kilogram karena berhasil menebar hingga tiga kali.
Penebaran benih dimulai pukul 06.00 WIB hingga sekitar 08.00 WIB, setelah jam tersebut tiupan angin di wilayah pegunungan mulai kencang serta muncul kabut.
Beruntung, semua atlet paramotor yang dilibatkan dalam penebaran benih pohon oleh Djarum Foundation bisa mencapai titik yang tuju serta tidak ada kendala berarti.
Bibit yang ditebar untuk menghijaukan lereng Muria di Rahtawu terdiri 13 jenis bibit pohon dengan jumlah mencapai 24 juta benih atau 411 kilogram.
Benih yang dipilih adalah tanaman yang mudah tumbuh dengan kondisi geografis di sekitar pegunungan tersebut seperti pohon ketapang, mahoni, kenari, randu, trembesi, kepoh, dan asem.
Penebaran benih tersebut, berlangsung dua hari, yaitu Rabu (18/11) dan Kamis (19/11), dengan melibatkan 5 atlet paramotor masing-masing dari Yogyakarta tiga atlet, Jawa Tengah dua atlet, serta Jawa Timur satu atlet.#
Editor : Odie
Sumber : Antarajateng
Post a Comment