Ketua Kelompok Tani Padi Mustika Suroto di Pati, seperti dikutip antarajateng.com mengungkapkan hasil panen kali ini merupakan uji coba yang kedua setelah membuahkan hasil yang menggembirakan dengan varietas tanaman padi merah organik.
Sebelumnya uji coba padi organik varietas merah yang ditanam di Desa Kedumulyo, Kecamatan Sukolilo, menghasilkan 9,4 ton gabah kering panen (GKP) per hektarenya.
Hasil ini, tentu menjadi penyemangat kelompoknya untuk terus mengampanyekan pertanian organik yang telah dimulai sejak dua musim tanam terakhir.
Untuk mendukung kampanye pertanian organik, kelompoknya juga mengadakan pelatihan, pendampingan hingga bantuan pupuk organik atau kompos secara gratis kepada para petani yang berminat mencoba mempraktikkan pertanian organik.
"Pupuk organik dan aneka pestisida nabati dibuat sendiri dan tidak ada yang beli". katanya
Saat ini pertanian organik Kelompok Tani Padi Mustika, menanam empat varietas tanaman padi, yakni merah inpari 24, mentik wangi, IPB 3 S, dan beras hitam. Dari keempat varietas tersebut, dua varietas sudah dipanen, yakni padi merah dan mentik wangi, sedangkan dua varietas lainnya, yaitu IPB 3 S dan hitam, diperkirakan akan panen di awal Maret 2016.
Proses dan hasil pertanian organik yang dikembangkan di Pati ini, mendapat pendampingan dari Nusantara Organik SRI Center (NOSC) asal Sukabumi, Jabar, yang telah berpengalaman dalam budi daya pertanian organik dengan metode SRI.
Pada panen padi mentik wangi organik pada hari Rabu (3/2) lalu juga dihadiri Bupati Pati Haryanto beserta jajarannya.
Bupati Pati Haryanto mendorong Kelompok Tani Mustika agar terus mengembangkan kegiatan pertanian organiknya karena memiliki nilai jual yang lebih tinggi.
"Jika sebelumnya hanya memenuhi kebutuhan makan keluarga, kini orientasinya sebagai pendapatan," katanya.
Untuk itu, segala upaya peningkatan produktivitas harus didukung, terutama dari pemerintah.
Bupati menambahkan pertanian organik butuh waktu untuk mencapai hasil maksimal karena ada adaptasi lahan dari yang awalnya dikelola secara konvensional menggunakan pupuk kimia menjadi pupuk organik.#
Editor : Odie
Sumber : Antarajateng.com
Post a Comment